get app
inews
Aa Read Next : Antisipasi Banjir, Sungai Wrati Dibersihkan

Ada Potensi Erupsi Freatik, Status Gunung Ijen Naik Jadi Waspada

Sabtu, 07 Januari 2023 | 22:43 WIB
header img
Status Gunung Ijen Waspada (Foto: Istimewa/Okezone)

JAKARTA, iNewsPasuruan.id - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)  menaikkan status Gunung Ijen dari level I atau normal menjadi level II atau waspada. Peningkatan status berdasarkan evaluasi menyeluruh mulai dari pengamatan visual dan kegempaaan hingga potensi bahaya kawah Ijen. Ada juga potensi bahaya erupsi freatik yang harus diantisipasi oleh masyarakat.

"Tingkat aktivitas Gunung Ijen dinaikkan dari level I (normal) menjadi level II (waspada) terhitung sejak 7 Januari 2023 pukul 14:00 WIB dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan dilansir Antara, Sabtu (7/1/2022).

Gunung Ijen secara administratif masuk ke dalam wilayah Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan pengamatan visual yang dilakukan PVMBG sejak 1 Desember 2022 sampai 7 Januari 2023, Gunung Ijen mengalami cuaca cerah hingga hujan, angin bertiup lemah hingga kencang ke arah timur, selatan, dan barat dengan suhu udara antara 18-33 derajat Celcius.

Asap solfatara berwarna putih bertekanan lemah dengan intensitas tipis, tinggi asap antara 50-400 meter dari puncak. Suhu air danau kawah pada Desember 2022 terukur 16oC.

Pada 5 Januari 2023, pemeriksaan kawah menunjukkan suhu air danau kawah meningkat menjadi 45.6 derajat Celcius. Warna air danau kawah hijau muda, asap solfatara putih tebal tekanan lemah sampai sedang, bau gas belerang tercium kuat.

Berdasarkan pengamatan kegempaan, Gunung Ijen mengalami gempa yang berfluktuatif, namun terjadi kecenderungan peningkatan gempa dangkal.

Pada periode 1 Desember 2022 sampai 7 Januari 2023, PVMBG merekam 246 kali gempa hembusan, satu kali gempa tremor non-harmonik, tiga kali gempa tornillo, 890 gempa vulkanik dangkal, 20 gempa vulkanik dalam, sembilan kali gempa tektonik lokal, dan tremor menerus dengan amplitudo 0,5 sampai 2 milimeter (dominan 1 milimeter).

Hendra menjelaskan berdasarkan data pengamatan visual dan instrumental terjadi peningkatan aktivitas vulkanik yang ditandai dengan meningkatnya kejadian gempa hembusan dan gempa vulkanik dangkal sejak Juli 2022.

Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan tekanan pada kedalaman dangkal sebagai akibat dari aktivitas hidrothermal. Peningkatan tekanan tersebut menyebabkan meningkatnya kejadian hembusan di Gunung Ijen.

"Peningkatan aktivitas di Kawah Ijen seringkali ditandai oleh perubahan warna air danau kawah dari hijau menjadi hijau keputih-putihan, hal ini terjadi akibat naiknya endapan dari dasar danau ke permukaan oleh adanya tekanan gas yang kuat dari dasar danau," katanya.

Dia menjelaskan bahwa suhu air Kawah Ijen juga akan meningkat seiring dengan meningkatnya tekanan atau konsentrasi gas yang keluar dari dasar danau.

Dalam kondisi meningkatnya aktivitas Kawah Ijen, biasanya gelembung-gelembung gas di permukaan air kawah akan muncul. Pengukuran suhu air danau pada 5 Januari 2023 juga menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan hasil pengukuran pada Desember 2022.

Potensi bahaya yang bisa ditimbulkan dari aktivitas vulkanik di Gunung Ijen saat ini adalah adalah gas-gas vulkanik konsentrasi tinggi di sekitar kawah yang berasal dari aktivitas solfatar di dinding kawah Ijen dan juga difusi gas-gas vulkanik dari dalam kawah ke permukaan; dan erupsi freatik berupa semburan gas dari danau kawah.

Erupsi freatik bisa terjadi tanpa didahului oleh peningkatan aktivitas baik visual maupun kegempaan. Beberapa kejadian peningkatan aktivitas Kawah Ijen seringkali diikuti oleh kejadian outburst gas atau semburan gas dari danau Kawah Ijen, gas yang menyembur tersebut terutama adalah karbon dioksida.

Gas itu mempunyai berat jenis yang lebih berat dari udara, sehingga karbon dioksida yang keluar akibat letusan atau semburan tersebut cenderung akan mengalir menyusuri lembah seperti kejadian letusan atau semburan gas di Kawah Ijen pada Maret 2018.

"Tingkat aktivitas Gunung Ijen dapat dievaluasi kembali jika terdapat perubahan aktivitas secara visual dan instrumental yang signifikan," demikian kata Hendra Gunawan.

Editor : Bian Sofoi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut