Mahasiswa Magister Manajemen UNAIR Beri Pelatihan Konten Kreator untuk Musisi Jalanan Surabaya

SURABAYA, iNewsPasuruan.id – Musisi jalanan Surabaya kini tak hanya andalkan recehan dari pejalan kaki. Mereka mulai melek digital. Berkat sentuhan tangan mahasiswa Magister Manajemen E2M Universitas Airlangga (UNAIR), puluhan pengamen itu dilatih jadi konten kreator.
Pelatihan berlangsung di Museum Pendidikan, Jalan Genteng Kali, Kamis (30/5). Dalam kegiatan bertajuk Creating Shared Value (CSV) itu, para mahasiswa turun langsung memberi pelatihan seputar dunia digital. Mulai dari cara live streaming, bikin konten menarik, hingga strategi tampil beda di platform digital.
Bukan Sekadar Seremoni
Ketua Departemen Manajemen UNAIR Prof. Dr. Gancar C. Premananto S.E., M.Si. hadir sebagai juri sekaligus pembina program. Dia menegaskan, proyek ini bukan sekadar simbolik. Mahasiswa ditantang untuk terjun langsung dan memberi solusi nyata.
“Biasanya fokusnya ke UMKM. Sekarang kami dorong cari subjek yang jarang disentuh. Salah satunya pengamen jalanan,” jelas Prof. Gancar.
Menurut dia, dunia digital membuka peluang baru. Pengamen bisa naik kelas, bukan hanya tampil di perempatan jalan, tapi juga di ruang digital yang lebih luas dan potensial secara ekonomi.
“Masalahnya bukan di alat. Tapi bagaimana bikin konten yang beda, yang punya daya tarik. Kreativitas itu kuncinya,” tegasnya.
Dari Pinggir Jalan ke Dunia Digital
Dalam pelatihan, para musisi diajarkan cara mengelola siaran langsung, menyusun konsep konten, hingga tips menarik penonton. Harapannya, mereka bisa menjangkau audiens lebih luas dan punya penghasilan tambahan dari platform digital.
Mahasiswa juga sudah menyiapkan rencana berkelanjutan. Ke depan, akan digelar audisi digital hingga kerja sama dengan media lokal agar musisi jalanan bisa tampil di layar lebih besar.
“Bukan tidak mungkin, dari pinggir jalan bisa tampil di televisi atau YouTube dengan ribuan penonton,” ujar salah satu mahasiswa peserta pelatihan.
Digitalisasi untuk Semua
Program ini sekaligus membuktikan bahwa digitalisasi bukan milik startup dan korporasi saja. Siapa pun bisa masuk dunia digital, asal ada akses dan pendampingan.
“Kalau selama ini mereka hidup dari uang receh, sekarang mereka punya peluang jadi pelaku ekonomi kreatif digital. Ini yang ingin kami dorong,” tambah Prof. Gancar.
UNAIR dan para mahasiswanya menunjukkan bahwa inklusi digital bisa dimulai dari mana saja. Dari jalanan sekalipun, asal ada yang peduli dan mau berbagi ilmu.
Editor : Bian Sofoi