PASURUAN, iNewsPasuruan.id - Ulat sagu belakangan ini menjadi perbincangan hangat, setelah video seorang siswa SD yang membawa ulat sagu sebagai bekal ke sekolah viral. Terlepas dari status keuangan siswa, yang mungkin berasal dari keluarga kurang mampu, ulat sagu ternyata bisa dikonsumsi sebagai makanan bahkan bisa memperbaiki gizi buruk.
Ulat sagu di beberapa tempat seperti di Mentawai, dan Papua, merupakan makanan yang umum dikonsumsi masyarakat. Ulat sagu bisa ditumis atau dimakan mentah-mentah. Ulat sagu bisa digoreng atau dipanggang sebelum akhirnya disantap.
(Foto: Tangkapan layar Twitter @jowoshitpost)
Apakah ulat sagu adalah makanan yang bergizi? Dikutip dari Okezone, Kamis (12/10/2023), jurnal ilmiah Universitas Muhammadiyah Semarang menyebut, ulat sagu dalam kondisi basah ternyata mengandung air 67,35 persen, abu 2,45 persen, protein 11,47 persen, dan lemak 18,25 persen.
Protein kasar ulat yang gemuk-gemuk ternyata juga cukup tinggi. Kandungan protein disebutkan mencapai hingga 32,54 persen. Protein tinggi pada ulat sagu ini akan digunakan untuk membentuk protein struktural yang diperlukan dalam pembentukan jaringan tubuh larva.
Selain protein dan lemak, ulat sagu mengandung berbagai asam amino esensial yang cukup tinggi. Mengutip laporan Purnamasari pada tahun 2010, bahwa ada 16 asam amino yang mana delapan di antaranya adalah asam amino esensial seperti isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, triptofan, treonin, dan valin pada ulat sagu.
"Dengan kandungan asam amino esensial yang banyak itu, dapat mencukupi kebutuhan tubuh ulat sagu untuk membentuk protein yang diperlukan bagi pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh," tulis laporan tersebut.
Meski terkesan diremehkan, ulat sagu punya manfaat baik bagi kesehatan. Menurut laporan ilmiah di laman Global Health Science Group, ulat sagu dapat memperbaiki gizi buruk pada anak. Ketika gizi buruk ini dicegah atau diperbaiki, maka risiko penyakit infeksi lebih rendah, dan imunitas tubuh juga akan lebih kuat. Ulat sagu yang diolah menjadi tepung bahkan mengandung antioksidan yang baik bagi kesehatan.
Editor : Bian Sofoi