PASURUAN, iNewsPasuruan.id - Setelah berhasil mem-viralkan mangga alpukat, Kabupaten Pasuruan menyuguhkan Mangga Garifta yang berwarna merah keunguan, dengan cita rasa manis dan segar. Mangga Garifta sebenarnya dibudidayakan sejak tahun 2017 di Kecamatan Grati, tapi pamornya kalah dengan mangga alpukat atau mangga klonal 21. .
Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pasuruan, peminatnya tidak hanya berasal dari wilayah Jawa Timur saja, tetapi sudah merambah ke kota-kota seperti Jakarta, Bali bahkan dikirim hingga ke Padang, Sumatera Barat.
Berawal dari tanaman tumpangsari di sela tanaman pokok, hingga saat ini ada sekitar 1.000 pohon Mangga Garifta yang dibudidayakan di Kecamatan Grati. Antara lain, tersebar di Desa Cukurgondang, Plososari, Kalipang dan Sumberdawesari.
Dikutip dari rilis resmi laman Kominfo Pasuruan, Senin (18/12/2023), Ketua Kelompok Tani Sukamakmur, Agus Shodikin, mengatakan sedikitnya sudah ada 20 petani yang mengembangkan tanaman buah tropis berbentuk lonjong dengan bertekstur lembut tersebut. Dengan masa panen setiap satu tahun sekali, setiap pohon mampu menghasilkan sekitar 30 sampai 50 kilogram.
"Saya dan teman-teman petani Mangga Garifta menerima permintaan lewat online. Kami promosikan juga di media sosial. Alhamdulillah penjualannya yang terjauh sudah sampai luar pulau, seperti Bali dan Sumatera. Kami juga mengolahnya menjadi sirup, puding, keripik dan makanan olahan berbahan Mangga lainnya, “katanya.
Sebenarnya, kata Agus, Mangga Garifta yang dibudidayakannya bersama puluhan petani di Kecamatan Grati sudah mulai dilirik oleh para eksportir. Namun terkendala dari segi kuantitas permintaan dikarenakan masih kurangnya pohon Mangga yang dibudidayakan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Lilik Widji Asri mengatakan, pengembangan budidaya Mangga Garifta terus ditingkatkan dan dipusatkan di kawasan khusus. Dengan demikian, tidak hanya akan mencukupi kebutuhan tingginya permintaan pasar saja. Tetapi sekaligus diperoleh legalitasnya sebagai buah eksotik sebagai produk hortikultura unggulan dari Kecamatan Grati.
"Kami optimis, ke depannya akan lebih banyak lagi petani yang membudidayakannya sebagai tanaman utama. Jadi hasil panennya bisa memenuhi permintaan yang semakin banyak. Mudah-mudahan ke depannya memenuhi standart kualitas dan kuantitas ekspor, seperti yang sebelumnya diminta para eksportir," ujarnya.
Editor : Bian Sofoi
Artikel Terkait