PASURUAN, iNewsPasuruan.id - Kebijakan kenaikan tarif masuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang berlaku sejak akhir Oktober lalu mulai terasa dampaknya bagi perekonomian di kawasan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Para sopir jeep, mengeluhkan penurunan drastis jumlah wisatawan. Hal ini menyebabkan pendapatan mereka.
“Sejak tiket naik, pembatalan booking jeep membanjir. Dulu, akhir pekan bisa ada 250 jeep beroperasi, sekarang paling cuma 150,” ujar Aldis Tinton, salah satu sopir jeep di Tosari, Sabtu (9/11/2024).
Aldis juga menambahkan bahwa penurunan jumlah wisatawan ini mempengaruhi berbagai sektor usaha di sekitar kawasan Bromo, termasuk pedagang souvenir, warung makan, dan penyedia jasa penginapan. Semua pelaku usaha ini sangat bergantung pada kunjungan wisatawan yang kini mulai berkurang.
Para pelaku wisata berharap agar pemerintah dan pengelola TNBTS dapat mencari solusi yang lebih bijaksana untuk menjaga kelangsungan sektor pariwisata.
“Kenaikan tarif memang perlu, tapi jangan sampai mematikan sektor pariwisata. Fasilitas harus ditingkatkan, dan tarifnya jangan terlalu memberatkan wisatawan,” tegas Aldis.
Selain tarif, para pelaku wisata juga mengeluhkan masalah infrastruktur yang belum memadai, seperti kemacetan di kawasan Penanjakan yang kerap terjadi, terutama saat musim liburan.
Aldis berharap agar kebijakan yang diambil tetap memperhatikan keseimbangan antara pelestarian alam dan keberlanjutan pariwisata.
“Kami berharap ada keseimbangan antara upaya pelestarian alam dan pengembangan pariwisata. Jangan sampai keindahan Bromo hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang,” tutupnya.
Editor : Bian Sofoi
Artikel Terkait