Anies menyebut rumah Hayashi di Ube berusia sekitar 100 tahun. Sebuah rumah warisan kakeknya, seorang industriawan besar di zamannya yang berhasil membangun Kota Ube. "Rumah kuno ini cukup besar dibandingkan umumnya ukuran rumah Jepang," ujarnya. Anies mengatakan, dirinya dijamu alunan piano yang dimainkan Hayashi. Sebab, Menlu Jepang itu berasal dari keluarga pecinta musik. "Begitu tiba di rumahnya, Hayashi langsung “menjamu” kita dengan pianonya. Memang ia berasal dari keluarga pecinta musik," ucapnya.
Tak hanya makan malam, Anies mengatakan, dirinya berdiskusi soal upacara minum teh di Jepang hingga filosofi batik dan kain tradisional Indonesia. "Malam itu kita makan malam sambil diskusi panjang lebar tentang begitu banyak hal. Mulai dari mulai urusan masakan, upacara minum teh di Jepang, filosofi batik dan kain tradisional Indonesia, sampai soal stabilitas dunia," tuturnya.
Mantan Mendikbud itu mengucap terima kasih atas undangan dari Menlu Jepang tersebut. Di tengah kesibukannya Hayashi meluangkan waktu khusus untuk sahabat lamanya. "Kami berterima kasih sekali atas undangannya untuk singgah ke kota masa kecilnya. Sebagai Menteri Luar Negeri tentu jadwalnya amat padat, tapi sebagai sahabat lama, ia luangkan waktu khusus untuk mengundang kami bermalam Minggu di kampung halamannya. Sebuah malam Minggu yang mengesankan. Tak pernah terbayangkan bahwa perkenalan, lalu pertemanan, mengantarkan pada momen-momen persahabatan yang mengesankan seperti malam Minggu itu," papar Anies.
Editor : Bian Sofoi