Badai diperkirakan akan sampai di Kyushu Selatan pada hari Minggu (18/9/2022) di Prefektur Kagoshima, selatan Kyushu, kemudian bergerak ke utara pada hari berikutnya, sebelum menuju pulau utama Jepang.
"Ada risiko badai yang belum pernah terjadi sebelumnya, gelombang tinggi, gelombang badai, dan rekor curah hujan," kata Ryuta Kurora, kepala unit prakiraan Badan Meteorologi Jepang, seperti dikutip dari AFP.
"Diperlukan kehati-hatian maksimal. Ini topan yang sangat berbahaya," lanjut Kurora. Ia mendesak warga untuk mengungsi lebih awal. Kurora juga mengatakan, badan cuaca kemungkinan akan mengeluarkan peringatan tertinggi Sabtu malam untuk wilayah Kagoshima.
Disebut "peringatan khusus", ini dikeluarkan hanya ketika kondisi prakiraan JMA terlihat sekali dalam beberapa dekade. Ini akan menjadi peringatan khusus terkait topan pertama yang dikeluarkan di luar wilayah Okinawa sejak sistem saat ini dimulai pada 2013.
"Angin akan sangat kencang, sehingga beberapa rumah bisa roboh," kata Kurora kepada wartawan. Ia juga memperingatkan akan banjir dan tanah longsor. "Instruksi" evakuasi - tingkat empat pada skala lima tingkat - sudah ada untuk 330.000 orang di Kagoshima, dan pihak berwenang mendesak orang untuk pindah ke tempat penampungan atau akomodasi alternatif sebelum panggilan tingkat atas dikeluarkan.
Menjelang kedatangan Topan Nanmadol, pembatalan penerbangan mulai mempengaruhi bandara regional, termasuk di Kagoshima, Miyazaki dan Kumamoto, menurut situs Japan Airlines dan All Nippon Airways. Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim meningkatkan keparahan badai dan menyebabkan cuaca ekstrem seperti gelombang panas, kekeringan, dan banjir bandang menjadi lebih sering dan intens.iNewsPasuruan
Editor : Bian Sofoi