"Satu kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 28 mm, S-P 4.5 detik dan lama gempa 35 detik. Statusnya masih level IV atau awas," ujarnya.
Pihaknya mengimbau warga tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 17 km dari puncak atau pusat erupsi. Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan.
"Sebab masih berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 19 KM dari puncak," ungkapnya. Warga juga diminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Sementara itu, jumlah pengungsi erupsi Gunung Semeru berkurang, dari sebelumnya lebih dari 2.000 orang, tinggal 699 orang. Sebagian dari mereka memilih kembali ke rumah karena menganggap kondisi sudah aman.
Meski begitu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang tetap menyiagakan posko dapur umum untuk penanganan pengungsi. Tiga dapur umum itu untuk menyuplai kebutuhan pengungsi yang masih tersisa.
"Hingga pukul 18.00 WIB terdapat 699 pengungsi yang tersebar di 23 titik pengungsian," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Patria Dwi Hastiadi, Selasa (6/12/2022).
Sumber https://jatim.inews.id/berita/gunung-semeru-luncurkan-abu-vulkanis-selasa-pagi-dan-alami-22-gempa-letusan?_ga=2.174827553.2001717172.1670260641-1241402707.1670260641.
Editor : Bian Sofoi