Andi lebih detail melihat topografi ketika terjadi perang di ibu kota negara akan bersifat perang dirgantara. Hal itu lantaran kondisi sekitar Nusantara yang dinilai lebih memungkinkan adanya perang udara dibanding darat dan laut.
"Dengan melihat topografi ini, pertempuran pertama dan utama di ibu kota Nusantara, sifatnya pertempuran dirgantara, pertempuran udara," ucapnya.
Tantangan yang dihadapi, lokasi Nusantara berada di radius serangan rudal hipersonik dari negara-negara besar. Sementara sampai saat ini, belum ada negara yang mampu menghentikan jenis rudal tersebut.
"Tantangan utama kita, kerawanan pertahanan Nusantaranya yang utama, masuk ke radius rudal hipersonik negara-negara besar. Itu tantangan utama digelar pertahanan Nusantara. Rudal hipersonik ini bagi saya ancaman utama untuk gelar Nusantara," ujarnya.
"Jangankan kita, negara seperti Amerika Serikat, NATO, maupun China, sampai saat ini tidak punya kemampuan untuk menangkal rudal itu," tuturnya.
Selain itu, Nusantara juga relatif memiliki jarak yang cukup dekat dengan Pangkalan-pangkalan militer negara besar. "Terutama di utara kita," katanya.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta