BANYUWANGI, iNewsPasuruan.id - Dua kapal feri di penyeberangan Ketapang - Gilimanuk bertabrakan . Kedua kapal feri tersebut bertabrakan saat tengah berlayar di Selat Bali yang menghubungkan antara Pulau Jawa dan Bali. Peristiwa tabrakan kapal feri itu terekam kamera CCTV di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi. Video detik-detik kedua kapal yakni KMP Trisila Bhakti II dan KMP Gerbang Nusantara bertabrakan tersebar di media sosial.
Tampak dari video yang diterima MNC Portal berdurasi 30 detik, terlihat dua kapal ini melaju dari kedua arah yang berbeda. Keduanya lantas bertabrakan tak jauh dari dermagaPelabuhan Ketapang. Sebagaimana informasi waktu dari video yang beredar peristiwa ini terjadi pada Jumat malam (13/5/2022) pukul 18.10 WIB. Informasi yang dihimpun, KMP Gerbang Samudera II menabrak KMP Trisila Bhakti II diantara dermaga ponton dan dermaga MB I.
Ketika KMP Trisila Bhakti II hendak berangkat ke Gilimanuk Bali dan keluar dari Dermaga Ponton Ketapang, muncullah KMP Gerbang Samudera II. Kedua kapal itu sama-sama akan keluar, bedanya KMP Gerbang Samudera II keluar dari Dermaga MB I. Keduanya pun langsung bertabrakan beradu moncong. Baca juga: Ditetapkan PPKM Level 2, Pemkot Surabaya Protes Inmendagri Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) atau Syahbandar Ketapang Rocky Surentu membenarkan peristiwa tabrakan dua kapal di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi itu.
"Memang benar ada tabrakan kapal di Pelabuhan ASDP Ketapang," ujar Rocky, pada Jumat malam (13/5/2022). Namun ia memastikan tak ada korban jiwa dan luka - luka pada peristiwa tersebut. Namun beberapa bagian dari kedua kapal itu mengalami kerusakan kendati tak sampai bocor dan tenggelam. Baca juga: Pencari Ikan Tenggelam di Rawa Pening, Kakek dari Semarang Ini Pulang Tinggal Nama "Belum ada laporan adanya korban. Hanya saja saat ini, kita akan lakukan penyelidikan," bebernya. Insiden ini tak membuat aktivitas penyeberangan di Selat Bali tak terganggu. Kapal-kapal tetap melayani penyeberangan lintas Jawa Bali ini. "Tidak ada kendala. Hanya saja kita butuh investigasi ya," pungkasnya.
Editor : Bian Sofoi