Ekonom swasta mengatakan harga konsumen naik lebih cepat daripada yang ditunjukkan dalam statistik resmi. Menurut seorang ekonom di Universitas Johns Hopkins, Steve Hanke mengatakan, inflasi Sri Lanka saat ini adalah 128 persen, kedua setelah Zimbabwe 365 persen.
Dihadapkan dengan kekurangan energi yang akut, Sri Lanka memutuskan menutup lembaga-lembaga negara yang tidak penting selama dua minggu, bersama dengan penutupan sekolah untuk mengurangi perjalanan. 22 juta orang di negara itu telah mengalami kekurangan kebutuhan pokok yang akut, termasuk makanan, bahan bakar dan obat-obatan selama berbulan-bulan.
Protes terus berlanjut di luar kantor Presiden Gotabaya Rajapaksa menuntut pengunduran dirinya karena gejolak ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan salah urusnya. Sri Lanka pergi ke IMF pada bulan April setelah negara itu gagal membayar utang luar negerinya sebesar 51 miliar dolar AS.iNewsPasuruan
Editor : Bian Sofoi
Artikel Terkait