Jadwal dan Cara Menikmati Bulan Purnama Rusa Super, Simak Waktu Menyaksikan Keindahannya

Ahmad Muhajir, Okezone
Fenomena Full Buck Supermoon menghiasi langit Indonesia Foto: iStock/Okezone

JAKARTA, iNewsPasuruan.id Fenomena astronomi Full Buck Supermoon (Bulan Purnama Rusa Super) diketahui bakal terjadi pada pekan depan, tepatnya Kamis (14/7/2022).

Diolah dari laman EDUSAINSA BRIN (LAPAN), Rabu (13/7/2022), Bulan Purnama Rusa ini bukan berarti satelit Bumi akan berbentuk seperti rusa, tetapi penamaannya berdasarkan The Farmer's Almanac.

Peneliti di Pusat Sains dan Atariksa BRIN (LAPAN), Andi Pangeran, menjelaskan bahwa Full Buck Supermoon atau Bulan Purnama Rusa ini menandakan rusa jantan muda mulai tumbuh tanduk di bulan Juli.

Fenomena ini, bisa disaksikan secara langsung tanpa bantuan alat optik apapun, asalkan cuaca cerah, tidak mendung, Full Buck Supermoon dapat dilihat dengan mata.

"Untuk menyaksikan fenomena ini, masyarakat cukup arahkan pandangan sesuai arah terbit hingga terbenamnya Bulan pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya," ujar Andi.

Lantas, kapan, di mana, dan bagaimana cara menyaksikan Bulan Purnama Rusa Super di Indonesia?

Fenomena Bulan Purnama Rusa Super akan berlangsung 13-14 Juli 2022, dan bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia pada jam berikut:

Sumatera

- Sabang: 13 Juli (18.41 WIB) - 14 Juli (06.49 WIB)

- Banda Aceh: 13 Juli (18.41 WIB) - 14 Juli (06.49 WIB)

- Medan: 13 Juli (18.22 WIB) - 14 Juli (06.39 WIB)

- Gunungsitoli: 13 Juli (18.22 WIB) - 14 Juli (06.49 WIB)

- Padang: 13 Juli (18.06 WIB) - 14 Juli (06.41 WIB)

- Pekanbaru: 13 Juli (18.04 WIB) - 14 Juli (06.34 WIB)

- Tanjungpinang: 13 Juli (17.53 WIB) - 14 Juli (06.21 WIB)

- Kep. Natuna: 13 Juli (17.46 WIB) - 14 Juli (05.58 WIB)

- Jambi: 13 Juli (17.51 WIB) - 14 Juli (06.29 WIB)

- Bengkulu: 13 Juli (17.52 WIB) - 14 Juli (06.39 WIB)

- Palembang: 13 Juli (17.43 WIB) - 14 Juli (06.27 WIB)

- Pangkalpinang: 13 Juli (17.39 WIB) - 14 Juli (06.20 WIB)

- Bandarlampung: 13 Juli (17.36 WIB) - 14 Juli (06.20 WIB)

Jawa

- Serang: 13 Juli (17.31 WIB) - 14 Juli (06.28 WIB)

- Jakarta: 13 Juli (17.28 WIB) - 14 Juli (06.25 WIB)

- Bandung: 13 Juli (17.23 WIB) - 14 Juli (06.23 WIB)

- Semarang: 13 Juli (17.11 WIB) - 14 Juli (06.12 WIB)

- Yogyakarta: 13 Juli (17.09 WIB) - 14 Juli (06.13 WIB)

- Surabaya: 13 Juli (17.10 WIB) - 14 Juli (06.12 WIB)

- Kep. Kangean: 13 Juli (16.50 WIB) - 14 Juli (05.50 WIB)

 

Bali, NTB, dan NTT

- Denpasar: 13 Juli (17.47 WITA) - 14 Juli (06.55 WITA)

- Mataram: 13 Juli (17.44 WITA) - 14 Juli (06.51 WITA)

- Labuanbajo: 13 Juli (17.28 WITA) - 14 Juli (06.35 WITA)

- Kupang: 13 Juli (17.09 WITA) - 14 Juli (06.23 WITA)

- Rote Ndao: 13 Juli (17.10 WITA) - 14 Juli (06.26 WITA)

Kalimantan

- Pontianak: 13 Juli (17.06 WIB) - 14 Juli (05.47 WIB)

- Palangkaraya: 13 Juli (17.06 WIB) - 14 Juli (05.47 WIB)

- Tanjungselor: 13 Juli (18.03 WITA) - 14 Juli (06.23 WITA)

- Samarinda: 13 Juli (17.57 WITA) - 14 Juli (06.30 WITA)

- Banjarmasin: 13 Juli (18.01 WITA) - 14 Juli (06.47 WITA)

Sulawesi

- Miangas: 13 Juli (17.30 WITA) - 14 Juli (05.38 WITA)

- Manado: 13 Juli (17.28 WITA) - 14 Juli (05.54 WITA)

- Gorontalo: 13 Juli (17.34 WITA) - 14 Juli (06.03 WITA)

- Palu: 13 Juli (17.44 WITA) - 14 Juli (06.20 WITA)

- Mamuju: 13 Juli (17.45 WITA) - 14 Juli (06.37 WITA)

- Makassar: 13 Juli (17.17 WITA) - 14 Juli (06.30 WITA)

- Kendari: 13 Juli (17.27 WITA) - 14 Juli (06.15 WITA)

- Wakatobi: 13 Juli (17.19 WITA) - 14 Juli (06.13 WITA)

Maluku dan Papua

- Sofifi: 13 Juli (18.16 WIT) - 14 Juli (06.44 WIT)

- Ambon: 13 Juli (18.04 WIT) - 14 Juli (06.51 WIT)

- Sorong: 13 Juli (17.57 WIT) - 14 Juli (06.32 WIT)

- Manokwari: 13 Juli (17.45 WIT) - 14 Juli (06.20 WIT)

- Biak: 13 Juli (17.36 WIT) - 14 Juli (06.12 WIT)

- Jayapura: 13 Juli (17.14 WIT) - 14 Juli (06.59 WIT)

- Merauke: 13 Juli (17.02 WIT) - 14 Juli (06.09 WIT)

"Untuk menyaksikan fenomena astronomis Bulan Purnama Rusa Super, cukup arahkan pandangan sesuai arah terbit hingga terbenamnya Bulan pada waktu terbit hingga terbenam Bulan yang telah ditentukan sebelumnya," ujarnya.

Andi menegaskan, tidak dibutuhkan alat bantu optik untuk melihatnya, kecuali jika ingin mengabadikannya dalam bentuk citra foto atau rekaman video.

Andai demikian, tentu perlu teleskop atau binokuler/monokuler yang terhubung dengan kamera ponsel atau kamera CCD yang tersambung ke komputer atau laptop.

Editor : Bian Sofoi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network