SINGAPURA, iNewsPasuruan.id - Perdana Menteri Lee Hsien Loong menegaskan, rakyat Singapura tak perlu khawatir tidak akan mendapat tempat tinggal. Menurut Lee, masalah terpenting bagi Singapura saat ini bukanlah lahan untuk membangun gedung permukiman atau apartemen, melainkan bayi. Singapura menghadapi krisis kependudukan, pasangan suam istri menunda atau mengurungkan niat memiliki anak.
Perumahan juga akan tersedia dengan harga terjangkau. Hal itu sudah masuk dalam studi dan perencanaan pemerintah di masa mendatang. "Masalah kita bukanlah mencari lahan untuk membangun cukup apartemen atau memastikan agar apartemen bisa terjangkau bagi warga Singapura, tapi memiliki cukup bayi untuk dibesarkan," kata Lee, dalam pidato Hari Nasional, Minggu (21/8/2022), seperti dikutip dari The Straits Times.
Pemerintah akan mmembangun sekitar 150.000 hunian umum termasuk rumah pribadi di kota masa depan Paya Lebar. Tempat itu sejatinya adalah pangkalan udara namun akan direlokasi ke Changi pada 2030-an. Relokasi pangkalan udara juga akan berdampak pada wilayah di sekitarnya seperti Hougang, Marine Parade, dan Punggol. Pasalnya dengan relokasi pangkalan udara, aturan yang membatasi ketinggian bangunan bisa dicabut.
Dengan demikian, gedung tinggi untuk permukiman bisa dibangun di lokasi itu, termasuk menambah fasilitas umum. "Ini tidak akan terjadi dalam semalam, tapi selama puluhan tahun. Kita bisa sepenuhnya membayangkan bagian timur Singapura nantinya," ujarnya. Pemerintah akan membebaskan sekitar 800 hektare lahan di Paya Lebar untuk dibangun perumahan dan industri. Rencana ini sebenarnya sudah disampaikan Lee saat pidato Hari Nasional pada 2013. iNewsPasuruan
Editor : Bian Sofoi
Artikel Terkait