Kisah Bupati di Pasuruan Dihukum Mati Menggunakan Cairan Timah Panas

Edi Purwanto MPI
Panembahan Senopati (Foto: Ist)

PASURUAN, iNewsMadiun.id - Kerajaan Mataram Islam ingin memperluas wilayahnya hingga ke Pasuruan, Jawa Timur. Adipati Pasuruan yang mendengar kedigdayaan Panembahan Senopati memutuskan hendak menyerah. Adipati Pasuruan bersedia menyerahkan upeti. Namun langkah yang hendak diambil Adipati Pasuruan ditolak Ki Kinten, salah seorang bupati di Pasuruan.  

Bupati Kinten berniat mengadakan perang tanding dengan Panembahan Senopati. Niatnya pun mendapat persetujuan Adipati Pasuruan. Senopati lantas berangkat dari pesanggrahannya untuk menghadapi Ki Kinten.

Sang penguasa Mataram itu berpakaian biru tua menunggang kuda gagah, bersama 40 orang prajurit numbak cemeng, atau ahli tombak yang juga berpakaian biru tua.  Panembahan Senopati berpura-pura sebagai pemimpin pasukan penombak itu. Pertarungan pun dimulai, disaksikan oleh para pengiring yang bersorak-sorai.

Setelah berdoa kepada Allah, Senopati dapat melukai lutut musuhnya sehingga terlempar dari pelana kuda, Sang bupati pingsan. Ki Kinten lantas dinaikkan di atas seekor kuda betina yang pincang tanpa pelana, dengan tambang tebal sebagai kekang. Tubuh Ki Kinten lantas dikirimkan kembali kepada gustinya di Pasuruan, diantar oleh 40 prajurit numbak cemeng. 

Di saat terluka itulah Bupati Kinten mengaku tak tahu bahwa yang dihadapi Panembahan Senopati. Kinten berujar jika yang bertarung dengannya adalah Panembahan Senopati maka dia tidak berani, memilih kembali pulang, atau lebih baik mati. Perkataan itulah yang konon membuat Adipati Pasuruan naik pitam. 

Editor : Bian Sofoi

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network