Pria asal Banyuwangi yang saat ini berumur 40 itu mengawu bahwa menyelesaikan doktor di usia 40 tidaklah mudah. Perlu kerja ekstra untuk mereview setiap pembelajaran yang diberikan dosen, "Terlebih saya ini seorang praktisi, bukan akademisi. Ilmu-ilmu di dunia pekerjaan, terkadang sedikit berbeda dengan teori di bangku kuliah, akhirnya saya perlu membaca ulang teori-teori yang digunakan untuk menunjang pembelajaran," kenangnya.
Kerja ekstra dan istiqomah itu tidak lahir dari beberapa tahun belakangan, melainkan ia pupuk sejak kecil. Pasalnya anak dari kedua orangtua yaitu Siswanto Dan Triwahyuni Setyaningsih itu sudah mandiri sejak S1.
"Saya sejak kecil sudah dilatih mandiri oleh orang tua. Mengenyam Pendidikan Menengah Pertama di Ponpes Al-Amien Prenduan Sumenep. Kemudian saat S1 nyambi-nyambi jualan majalah, menjadi trainer, menjadi tentor bimbel. Ini yang melatih karakter saya hingga hari ini," katanya.
Nanti ke depan Eric akan mengabdi untuk negara dan mengembangkan ilmu perbangkannya, “Saya akan mengabdi sebaik-baiknya dan terus meningkatkan kapasitas keilmuan saya untuk ummat, bangsa dan negara.” Pungkasnya.
Editor : Bian Sofoi
Artikel Terkait