get app
inews
Aa Text
Read Next : Pemerintah Tetapkan 1 Ramadhan 1444 Hijriah Kamis 23 Maret 2023

Deretan Kontroversi Mahathir Mohammad, Kepri Milik Malaysia hingga Boleh Bunuh WN Prancis

Minggu, 26 Juni 2022 | 09:05 WIB
header img
Mantan Perdana Menteri Malaysia bikin pernyataan kontroversi. file photo Okezone

JAKARTA, iNewsPasuruan.id - Baru-baru ini, masyarakat Indonesia dibuat geram oleh pernyataan Mahathir Mohamad, mantan Perdana Menteri Malaysia.

Mahathir mengatakan bahwa Kepulauan Riau sebenarnya adalah bagian dari Malaysia. Tentunya ucapan tersebut menuai banyak kecaman, termasuk dari Deputi V Kantor Staf Presiden RI. Berikut sejumlah pernyataan Mahathir Mohamad yang kontroversial.

 

Juni 2022

Pada Minggu, 19 Juni 2022, Mahathir Mohamad menghadiri sebuah acara di Selangor yang diselenggarakan oleh beberapa organisasi non-pemerintah. Acara bertema 'Aku Melayu: Survival Bermula' ini diadakan oleh organisasi di bawah bendera Kongres Survival Melayu di Selangor, Malaysia.

Dalam kesempatan tersebut, mantan Perdana Menteri Malaysia itu memberikan sejumlah pernyataan yang kontroversial. Salah satunya adalah bahwa Kepulauan Riau (Kepri) merupakan milik negara Malaysia.

Menanggapi hal tersebut, Deputi V Kantor Staf Presiden Jaleswari Pramodawardhani mengatakan bahwa hal tersebut bisa saja merupakan pandangan pribadi.

Mahathir Mohamad juga menyinggung mengenai Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan di Kalimantan, dalam pidatonya di acara kongres tersebut. Ia mengeklaim bahwa pemerintah Malaysia menganggap lebih berharga untuk memenangkan kendali atas Pulau Sipadan dan Ligitan di Kalimantan melawan Indonesia di Mahkamah Internasional (ICJ), sambil menyerahkan Pedra Branca, yang dianalogikannya sebagai batu seukuran meja, ke Singapura.

“Seharusnya kita tidak hanya menuntut agar Pedra Branca atau Pulau Batu Puteh dikembalikan kepada kita, kita juga harus menuntut Singapura dan Kepulauan Riau, karena mereka adalah Tanah Melayu,” ujar Mahathir.

Di kesempatan yang sama, Mahathir Mohamad juga mengeluarkan pernyataan lain. Menurutnya, Singapura dahulu merupakan bagian dari Johor, negara bagian di Malaysia.

Karena itu seharusnya Johor harus menuntut Singapura dikembalikan ke Johor dan menjadi bagian dari Malaysia. Seiring hal itu, Mahathir juga menyatakan apresiasinya kepada kepemimpinan negara Singapura ini.

"Namun, tidak ada tuntutan apa pun dari Singapura. Sebaliknya, kami menunjukkan apresiasi kami kepada kepemimpinan negara baru bernama Singapura ini," kata Mahathir.

 

Editor : Bian Sofoi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut