PASURUAN, iNewsPasuruan.id - Sedikitnya 8 ribu rumah di 17 desa Kabupaten Pasuruan terdampak banjir dengan ketinggian sekitar 50 sentimeter. Banjir terjadi setelah kawasan Kabupaten Pasuruan diguyur hujan deras berjam-jam sejak Jumat (10/2/2023) dini hari
Wakil Bupati Pasuruan Mujib Imron bergerak menyalurkan bantuan untuk masyarakat korban banjir, Sabtu (11/2/2023). Gus Mujib mengunjungi beberapa lokasi seperti dapur umum, rumah-rumah warga, fasilitas umum hingga melihat bagaimana areal persawahan hingga sekolah yang ikutan tergenang.
"Banjir kali ini luar biasa sampai lebih dari 8 ribu rumah warga yang terdampak. Dan atas petunjuk Pak Bupati, saya langsung turun ke lapangan dan ingin melihat bagaimana kondisi real warga kami. Khususnya di wilayah timur yang paling parah," kata Gus Mujib dikutip dari website resmi.
Rombongan Wabup Pasuruan menyalurkan bantuan kedaruratan yang sangat dibutuhkan warga seperti nasi bungkus, makanan siap saji, mie instant, air mineral, snack anak, lauk siap saji dan bantuan lainnya ke 6 titik posko warga. Setidaknya ada 5 desa yang menjadi sasaran Gus Mujib, antara lain Desa Prodo, Desa Winongan Lor di Kecamatan Winongan, Desa Toyaning dan Rejoso Lor di Kecamatan Rejoso, serta Desa Kedawung, Kecamatan Grati.
"Hari ini kita bagikan seribu nasi bungkus, seratus paket makanan siap saji, sepuluh dus mie instan, sepuluh dus air mineral, 616 paket makanan anak, 227 lauk siap saji disalurkan ke 6 titik posko warga," terangnya.
Gus Mujib mengatakan, Pemkab Pasuruan mengusulkan kepada Pemprov Jatim untuk segera menormalisasi sungai Rejoso dan aliran sungai lainnya. Hal tersebut bersifat urgent, lantaran menyangkut hajat hidup orang banyak. "Tadi ada kepala UPT Balai Besar Gembong Pekalen. Kita bicara dan sampaikan langsung didepan warga kalau sungai Rejoso memang perlu ditangani. Penanganannya juga harus menyeluruh di semua sungai di Pasuruan," pungkasnya.
Penyebab Banjir Pasuruan
Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan, Ridwan Harris menjelaskan, 17 desa yang terdampak banjir berada di 6 kecamatan yakni Grati, Rejoso, Winongan, Nguling, Gempol dan Kraton. Dari seluruh desa, genangan paling banyak terjadi di Desa Kedawungkulon, Kecamatan Grati. Dimana sekitar 1960 rumah warga kebanjiran. Khususnya di Dusun Kedawung dengan 593 rumah dan 471 rumah warga di Dusun Adirogo.
"Paling parah memang di Kedawung kulon sampai hampir dua ribu rumah. Totalnya ada 1960 rumah warga terendam dengan ketinggian bervariasi mulai 20 sentimeter sampai 1,5 meter," kata Harris. Untuk Kecamatan Grati ada 10 dusun di 3 desa yang terdampak banjir. Yakni Desa Kedawung wetan dan Kedawungkulon serta Kelurahan Gratitunon dengan total sekitar 3989 rumah warga.
Ridwan menjelaskan, selain hujan deras dengan durasi yang lama, jebolnya tanggul sungai Rejoso hingga 24 meter panjangnya, semakin memperparah banjir. Tanggul tersebut berada di Dusun Adirogo, Desa Kedawung Kulon dan mengakibatkan air sungai Rejoso meluber dengan deras ke pemukiman warga. "Ada tanggul jebol di dusun Adirogo, yang terpetakan kurang lebih 24 meter," imbuhnya.
Selain di Kecamatan Grati, banjir terparah juga terjadi di Kecamatan Rejoso, dimana total 3714 rumah warga tergenang di 6 desa di Kecamatan Rejoso. Terakhir di Kecamatan Winongan yang meski sudah surut namun genangan masih ada di beberapa desa. Dengan total 1528 rumah yang terdampak di 5 desa. "Total 13 desa yang terdampak dengan ketinggian rata-rata sekarang sekitar 50-60 cm," ungkap Harris
Editor : Bian Sofoi