Mbah Hamid juga pernah mengungkap kewalian seseorang yang menyamar sebagai orang gila. Orang itu dalam kesehariannya berada di sekitar pasar dengan pakaian dan tingkah laku persis seperti orang gila namun tidak pernah mengganggu orang-orang di sekitarnya. Mbah Hamid menitipkan salamnya kepada orang tersebut melalui tamu dari Kendal yang sowan ke Pasuruan. Belakangan diketahui bahwa sosok yang dimaksud adalah Eyang Samud, seorang wali yang dianggap gila oleh warga sekitar. Tamu tersebut bingung kenapa Mbah Hamid sampai menitip salam untuk Samud yang dianggap gila oleh dirinya dan orang-orang di daerahnya.
Tamu tersebut bertanya, bukankah Samud tersebut adalah orang gila kiai? Mbah Hamid kemudian menjawab beliau adalah wali besar yang menjaga Kendal dan Semarang.
”Rahmat Allah turun, bencana ditangkis itu berkat beliau. sampaikan salamku kepadanya,” kata Mbah Hamid. Tamu tersebut pulang ke Kendal dan menunggu keadaan pasar sepi untuk menghampiri Samud untuk menyampaikan salam dari Kiai Hamid. Salam Mbah Hamid kemudian disampaikan. Eyang Samud sendiri ketika jati dirinya telah diketahui oleh orang lain lantas memohon kepada Allah untuk dicabut nyawanya. Seketika itu juga Eyang Samud meninggal dunia di hadapan orang yang menyampaikan salam dari Mbah Hamid Pasuruan
7. Guru Bangil Syekh Muhammad Syarwani Abdan
Guru Bangil lahir di Martapura tahun 1913 Masehi. Beliau adalah salah satu ulama terkemuka yang merupakan zuriat dari Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari dan masih sepupu Guru Sekumpul. Sahabat karib Kiai Hamid Pasuruan ini wafat di Bangil tanggal 11 September 1989 masehi. Suatu ketika Kiai Hamid datang ke masjid Ampel untuk menghadiri Haul Agung Kanjeng Sunan Ampel. Beliau datang bertepatan dengan jamaah ashar di masjid tersebut.
Saat itulah Kiai Hamid bertemu dengan guru Bangil. Setelah lama mengobrol kemudian Kiai Hamid mau pamit untuk pulang. Kiai Syarwani kemudian minta doa kepada Kiai Hamid dan mengatakan kepada orang yang hadir di rumah itu bahwa Kiai Hamid ini adalah seorang wali Allah. Mendengar ucapan tersebut Kiai Hamid membalas. ”Yang Wali itu ya yang ada di sampingku ini sambil menunjuk ke Kiai Sarwani atau guru Bangil jadi minta doanya sama beliau saja karena kedua ulama ini saling tawadhu,” kata Kiai Hamid. Akhirnya salah seorang memberanikan diri menengahi kalau begitu bergantian saja mendoakan yang ada di sini ikut mengamini saja dan akhirnya dua Wali itu bersedia berdoa bergantian.
Kemudian di tengah perjalanan menuju mobil Kiai Hamid memberitahukan kepada santrinya bahwa Kiai Sarwani bagaikan rumah yang pagarnya terbuka lebar Santri bertanya, apa maksudnya Kiai? Kiai Hamid kemudian menjelaskan makam derajat Guru Syarwani itu tinggi tidak mau dikenal orang, meskipun demikian beliau siap menerima tamu kapan saja
Demikianlah 7 Kiai yang telah dibongkar kewaliannya oleh Kiai Hamid Pasuruan. Semoga bermanfaat
Editor : Bian Sofoi