MOSKOW, iNewsPasuruan.id - Rusia di ujung tanduk. Perang Rusia-Ukraina bertambah rumit usai tentara bayaran balik kucing memberontak kepada Vladimir Putin. Yevgeny Prigozhin, bos perusahaan militer swasta Rusia Wagner Group, mengirim pasukannya ke Moskow untuk menggulingkan pemimpin militer Rusia.
Prigozhin menuduh Rusia telah membunuh 2.000 tentara bayarannya dalam sebuah serangan udara. Dia mengirim konvoi pasukan dan peralatan tempur menuju Moskow pada Sabtu (24/6/2023) berada pada jarak 1.200 km. Pejabat lokal Rusia mengatakan, konvoi militer tentara Prigozhin melintasi jalan utama yang menghubungkan bagian selatan Rusia Eropa dari perbatasan Ukraina.
Warga Rusia di sepanjang jalan utama diminta menjauhi iring-iringan konvoi. Ini merupakan puncak dari perselisihan antara Wagner Group dengan Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia. Prigozhin sejak beberapa bulan lalu menuduh Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan pemimpin militer Rusia Valery Gerasimov tidak kompeten serta menolak untuk memberikan amunisi dan dukungan kepada pasukannya yang ikut berperang di Ukraina.
Puncak dari kekesalannya, Prigozhin merilis pesan audio di Telegram pada Jumat (23/6/2023), menyebut alasan Kremlin untuk menyerang Ukraina didasarkan pada kebohongan yang dibuat oleh para petinggi tentara. Dia juga menyebut Shoigu memerintahkan agar 2.000 jenazah pasukan Rusia disembunyikan untuk menutupi kerugian operasi dari sisi personel.
"Mereka yang menghancurkan para pemuda kita, menghilangkan nyawa puluhan ribu tentara Rusia, akan dihukum. Saya meminta agar tidak ada yang memberikan perlawanan. Ada 25.000 dari kita dan kami akan mencari tahu mengapa kekacauan terjadi di negara ini," ujarnya. Terkait pernyataan itu dinas keamanan FSB dan Kejaksaan Agung Rusia membuka penyelidikan tuduhan pemberontakan bersenjata terhadap Prigozhin. Kejahatan ini bisa menyebabkan pelakunya dipenjara hingga 20 tahun.
Editor : Bian Sofoi