“Kalau di Arab tidak, kaffah-nya sama tapi kesepakatannya berbeda. Kesepakatan nasionalnya berbeda. Di Mesir Islam kaffahnya sama tapi kesepakatannya tidak. Kalau di Saudi itu kerajaan, kalau di Kuwait Emirat itu (monarki), kalau kita di Indonesia republik, NKRI, itu merupakan kesepakatan nasional,” imbuh Wapres.
Oleh karena itu, kata dia jika ada yang tidak menerima sistem NKRI maka menyalahi kesepakatan yang telah dibangun oleh para founding fathers kita. “Kalau dia tidak menerima ini berarti dia menyalahi kesepakatan. Jadi kita memiliki muslim yang utuh tetapi juga memiliki semangat kebangsaan dan nasionalisme keindonesiaan,” papar Wapres.
Editor : Bian Sofoi