“Tapi selalu seperti kami duduk di belakang restoran. Karena siapa dia, dia selalu memiliki banyak pengawal bersamanya," ujarnya. “Dan kemudian, setelah itu, dia akan naik satu mobil dan saya akan naik mobil yang lain.” Namun, pada malam kencan terakhir mereka di Premier Palace Hotel, Gutierrez mengatakan dia melihat dua pria di jalan di luar kamarnya menunjuk ke jendelanya. Keesokan paginya, dia menerima surat ancaman mengerikan yang dikirim melalui resepsionis hotel. Liziane mengatakan dia segera memperingatkan perantara yang mengatur kencannya dengan petinju itu, dan seseorang dikirim untuk mengambil surat itu.
Tapi, dia menambahkan, dirinya tidak memiliki kontak dengan teman kencannya sejak itu. Setelah beberapa hari berbaring di hotelnya, dan kemudian beberapa hari lagi bersembunyi di Rivne–190 mil sebelah barat ibu kota Ukraina, dia membuat keputusan untuk pergi. “Saya tinggal di hotel selama beberapa hari hari. Mereka mengatakan kepada saya untuk tidak mem-posting apa pun di media sosial, menjadi sangat low profile,” katanya. “Saya pergi ke Rivne dengan beberapa temannya selama beberapa hari." “Saya tinggal bersama keluarga ini di rumah yang sangat bagus ini, mereka adalah orang-orang yang sangat baik," paparnya.
“Mereka mengatakan 'Liziane, lebih baik bagi semua orang yang terlibat dalam hal ini jika Anda meninggalkan Ukraina, setidaknya untuk saat ini'," katanya. "Saya tidak ingin pergi, tapi apa yang akan saya lakukan?" Gutierrez mengatakan dia masih tidak tahu siapa yang mengirim surat ancaman, tetapi menambahkan bahwa dia berharap untuk kembali ke Ukraina. Dia awalnya menjadi sukarelawan di sana selama kurang lebih satu bulan antara pertengahan Maret hingga pertengahan April, tetapi kembali ke sana lagi pada bulan Mei. Ancaman pembunuhan sebelumnya yang dia terima datang setelah dia memposting foto Instagram yang menunjukkan dia di atas tank Rusia yang terbakar di dekat Bucha.iNewsPasuruan
Editor : Bian Sofoi
Artikel Terkait