MALANG, iNewsPasuruan.id - Duka menyelimuti bumi Arema. Seolah enggan pergi, Tragedi Kanjuruhan benar-benar menyayat hati paling dalam. Istri penyerang Arema FC Muhammad Rafli, Laras Carissa, membeberkan kondisi psikologis pemain usai Tragedi Kanjuruhan. Salah satunya dialami M Rafli yang merasa sangat terpukul.
Istri Muhammad Rafli itu mengungkapkan para pemain dalam kondisi trauma hebat karena melihat langsung korban berjatuhan. Sampai-sampai, para pemain tidak nafsu makan dan tidak bisa tidur dengan tenang. “Di saat semua memperdebatkan siapa yang salah, ada para pemain yang diam-diam merasa bersalah. ‘Kalau saja kemarin menang, pasti hal ini tidak terjadi dan tidak aka nada korban jiwa’ pernyataan seperti ini terus berulang di otak kami,” kata Carissa mewakili isi hati para pemain Arema FC, dilansir dari unggahan @FaktaSepakbola, Senin (3/10/2022).
“Ada pemain yang tidak bisa tidur, tidak nafsu makan, terus-terusan menangis, dan tidak bisa beraktivitas karena perasaan bersalah yang menghantui,” sambungnya. Carissa melanjutkan, para pemain juga ikut membantu korban yang berjatuhan. Kondisi ini juga dikuatkan oleh pernyataan sang pelatih, Javier Roca yang mengatakan ada korban yang meninggal dalam pelukan pemain.
Mewakili para pemain, Carissa meminta maaf atas kekalahan yang ditelan oleh Arema FC. Ia berharap kejadian ini tidak terulang lagi, dan para korban yang meninggal dapat tempat terbaik. “Tidak ada yang mengharapkan kekalahan, namun lagi dan lagi, tidak ada sepak bola seharga nyawa manusia. Kami memohon maaf sebesar-besarnya, semoga korban tenang di sisi Allah SWT, dan keluarga diberi ketabahan,” tutupnya.
Tragedi Kanjuruhan menelan ratusan korban jiwa. Tercatat, ada 129 nyawa melayang usai berdesakkan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). Tragedi itu berawal dari kekalahan Arema FC di tangan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3. Imbas kekalahan tersebut, suporter turun ke lapangan untuk menemui para pemain Arema FC.
Namun, mereka terlibat gesekan dengan aparat keamanan yang mencoba mengamankan situasi. Kondisi ini diperparah dengan tembakan gas air mata ke tribun penonton. Akibatnya, para penonton yang masih duduk di tribun sontak berhamburan menyelamatkan diri. Aremania -suporter Arema FC- bahkan harus masuk ke ruang ganti pemain untuk menyelamatkan diri. Sayangnya, banyak dari mereka akhirnya meninggal dalam insiden pilu itu. Carissa mengatakan tragedi ini melekat dalam ingatan para pemain Arema FC.
Editor : Bian Sofoi
Artikel Terkait