3 Budaya Barat Boleh Dirayakan di Arab Saudi, Dulu Tabu Kini Terang-terangan

Lutfan Faizi
3 budaya barat boleh dirayakan di Arab Saudi. Warga mengikuti perayaan Halloween di Riyadh, Arab Saudi. Foto/REUTERS

RIYADH, iNewsPasuruan.id - Arab Saudi semakin kebarat-baratan3 budaya barat boleh dirayakan di Arab Saudi, dulu tabu tapi kini boleh dirayakan secara terang-terangan oleh warga. Dalam sejarahnya, Arab Saudi dikenal sebagai negara yang tidak terlalu terbuka bagi kebudayaan atau hal-hal baru.

Dengan statusnya yang memiliki beberapa situs suci umat Islam, mereka mencoba mempertahankan pemerintahan dan kebijakan yang telah ada sebelumnya. Namun, perlahan hal tersebut berubah. 3 budaya barat boleh dirayakan di Arab Saudi. Terlebih setelah berbagai kebijakan reformasi sosial yang dicanangkan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS).

Kini, Arab Saudi bahkan telah banyak melonggarkan aturan terhadap warga negaranya. Selain itu, beberapa perayaan yang dianggap produk barat juga mulai diperbolehkan. Padahal, sebelumnya Saudi melarang segala bentuk perayaan tersebut karena dianggap tidak Islami.

3 budaya barat boleh dirayakan di Arab Saudi.

1. Halloween Pertama

3 budaya barat boleh dirayakan di Arab Saudi yang pertama adalah perayaan Halloween. Dengan tujuan ingin menerapkan reformasi sosial guna memodernisasi negara, Putra Mahkota Mohammed Bin Salman melakukan berbagai langkah mengejutkan. Salah satu yang terbaru adalah diperbolehkannya perayaan Halloween.

Dikutip dari laman Middle East Monitor, sebelumnya Arab Saudi melarang festival Halloween di negaranya. Namun, tahun ini Saudi merayakannya. Dijuluki “Akhir Pekan Menakutkan”, kegiatan ini berlangsung di Boulevard Riyadh. Pada perayaan tersebut, orang-orang bersuka ria mengenakan kostum menakutkan dan membagikannya di akun sosial media masing-masing.

Setelah pelaksanaannya, mulai muncul banyak kritikan terhadap pemerintah Arab Saudi. Sebagian pengguna sosial media menyoroti tentang izin perayaan non-muslim yang sebelumnya pernah dilarang ini, sementara Saudi disebut tidak mengizinkan perayaan Maulid Nabi Muhammad yang dikenal sebagai Al Maulid. “Ini adalah perayaan besar dan ada semangat kegembiraan. Terkait hal haram atau halal, saya tidak tahu tentang itu. Kami hanya bersenang-senang saja,” ucap salah satu pengunjung.

New York Times melaporkan kegiatan yang disponsori pemerintah ini dilakukan tepat sebelum Halloween. Adapun tujuannya agar tidak terlihat secara resmi mengikuti budaya barat tersebut.

Editor : Bian Sofoi

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network