PASURUAN, iNewsPasuruan.id - Kiai Haji Abdul Hamid Pasuruan adalah tokoh yang tersohor sebagai seorang wali. Ulama yang punya nama Abdul Mukti ini, lahir di Lasem 1914 dan meninggal tahun 1962. Beliau adalah pengasuh pondok salafiyah Pasuruan Jawa Timur. Kiai Hamid berangkat dari titik nol karena saat itu tidak ada santri sama sekali. Satu demi satu, santri berdatangan hingga pada akhirnya kamar yang ada tidak cukupi. Perkembangan Kiai Hamid juga fenomenal. Berawal disapa haji kemudian diakui sebagai kiai.
Nama Kiai Hamid semakin membesar terutama setelah wafatnya Habib Ja'far Asegaf, seorang wali termuka pada 1954. Habib Ja'far adalah guru spiritual Kiai Hamid. Beberapa tahun kemudian sekitar awal 1960 an, Kiai Hamid diakui sebagai Wali. Kiai Hamid adalah wali yang diakui beberapa kalangan secara mutafakun alaihi. Banyak kalangan pengikutnya yang mengakui kewalian Kiai Hamid. Almarhum Kiai Hamid juga pernah membuka kewalian 7 kiai. Siapa saja mereka? Jawabannya ada pada artikel yang dilansir dari akun Youtube @ A'az Ibad, dikutip pada Minggu (12/3/2023).
7 Kiai yang Kewaliannya Dibongkar Kiai Hamid Pasuruan
1. Kiai Haji Maimoen Zubair, Sarang, Rembang.
Kiai Haji Maimoen Zubair adalah pendiri Pondok Pesantren Al Anwar, Rembang. Sebagai ulama, Mbah Moen adalah ulama. Mbah Moen adalah putra pertama dari pasangan Kiai Zubair Dahlan dan Nyai Mahmudah. Mbah Moen dilahirkan di Karang Mangu Sarang hari Kamis Legi bulan Sya'ban tahun 1347 H atau 1348H atau 28 Oktober 1928 dan meninggal dunia di Mekkah 6 Agustus 2019.
Banyak yang menyatakan Mbah Moen adalah Wali. Tapi yang menarik adalah pengakuan Kiai Hamid tentang kewalian Mbah Moen. Ketika Mbah Moen muda pulang kembali dari belajar di Mekkah sekitar 1950, para kiai khos yang sedang berkumpul di rumah Kiai Ma'sum sibuk memuji kehebatan Gus Moen. Hingga Mbah Hamid yang hadir merangkum pujian kepada Gus Moen. Berikut pujian itu, Gus Maimoen adalah seorang yang cerdas, alim, sholih, ahli tafsir, ahli hadis, ahli fiqih, seorang sufi, dan seorang wali dari wali-wali Allah. Mendengar pengakuan tersebut, tokoh yang hadir terkejut karena Gus Moen baru berusia 22 tahun. Pada kesempatan lain, Kiai Hamid juga menegaskan kewalian mbah Maimoen. Seorang politikus datang ke Kiai Hamid memohon doa dan solusi di Pasuruan. Politikus muda itu kemudian disergap dengan pernyataan, "Ngapain kamu ke sini? Sana ke kiai Maimoen, Wali Muda". Demikian pengakuan Kiai Hamid terhadap Kewalian Mbah Moen.
2. Kiai Haji Ma'sum Mahfudhi, Karanggawang, Demak.
Kiai Haji Ma'sum Mahfudhi yang akrab disapa Mbah Ma'sum adalah pendiri Ponpes Fathul huda. Mbah Ma'sum lahir di Karanggawang, 5 Ramadhan 1347 Hijriah atau 15 Februari 1929 Masehi. Beliau adalah mursid Thoriqoh Qodiriyah Wa Naqsabandiyah dan Mujis Dalailul Qoirot. Kiai yang selama hidupnya menjalani riadoh puasa meninggal dunia, Senin 24 Rajab 1426 Hijriah bertepatan 29 Agustus 2005.
Banyak yang menyatakan Mbah Ma'sum adalah wali karena kemanjuran doanya. Kewaliannya juga pernah dibongkar oleh Kiai Hamid Pasuruan dan disaksikan oleh Kiai Yasin Masyhadi, Pengasuh Ponpes Al Huda Wonosalam Demak. Suatu saat pada 1970 an, Kiai Yasin muda sowan ke kediaman Kiai Hamid di Pasuruan. Mengetahui sang tamu dari Demak, Kiai Hamid menceritakan bahwa di Demak juga ada seorang Waliullah. Karena penasaran, Kiai Yasin mendengarkan ucapan Kiai Hamid secara seksama apa yang didawuhkan Kiai Hamid. Beliau menyampaikan, "Di sebelah barat Pasar Buyaran ada jembatan besar, kalau ke utara, ada pesantren yang diasuh seorang wali Allah". Pada akhirnya, Kiai Yasin mengetahui bahwa yang dimaksud Kiai Hamid adalah Kiai Ma'sum Karanggawang.
Editor : Bian Sofoi
Artikel Terkait