Sebuah kelompok hak asasi yang melapor ke polisi tentang gerakan tersebut dan praktik ekstremnya mengatakan, setidaknya satu dari mereka yang diselamatkan menolak makan. Padalah jelas-jelas dia mengalami penderitaan fisik. Palang Merah Kenya mengatakan, stafnya di Malindi melaporkan 112 orang telah hilang.
Menurut media lokal, bulan lalu, pemimpin sekte, Makenzie Nthenge, menyerahkan diri ke polisi dan didakwa setelah dua anak mati kelaparan dalam tahanan orang tua mereka. Namun dia telah dibebaskan dengan jaminan 700 dolar AS atau sekitar Rp10 juta. Menteri Dalam Negeri Kenya, Kithure Kindiki diperkirakan akan mengunjungi lokasai penemuan mayat pada Selasa (25/4/2023).
Dia menyebut kasus itu sebagai 'penyalahgunaan hak asasi manusia untuk kebebasan beribadah' yang paling jelas diatur secara konstitusional. Tetapi upaya untuk mengatur agama di negara mayoritas Kristen itu telah ditentang keras di masa lalu. Hal itu karena dinilai sebagai upaya untuk merusak jaminan konstitusional untuk pemisahan antara gereja dan negara.
https://www.inews.id/news/internasional/51-mayat-korban-aliran-sesat-di-kenya-ditemukan-dipaksa-puasa-sampai-mati-agar-bertemu-tuhan.
Editor : Bian Sofoi