Menurut dia, perlakuan brutal Antony didasari api cemburu. Sedangkan pria yang menjadi sasaran cemburu Antony adalah teman masa kecil. “Saya tidak ingat persisnya siapa yang terlibat dalam perkelahian itu, tapi itu adalah seseorang yang pernah bersama saya bertahun-tahun yang lalu,” imbuh Cavallin. Saat itu, Cavallin mengaku tidak sanggup mengucap kata ‘putus’ kepada Antony. Kenangan masa lalu membuat dirinya buta sehingga sulit meninggalkan pemain berusia 23 tahun itu.
“Saya tahu saya harus pergi, tapi saya tidak bisa. Saya sangat menyukainya. Saya punya banyak harapan. Saya sangat terikat pada awal hubungan kami, pada hal-hal yang dia lakukan pada saya pada awalnya. Saya takut sekali dan tidak bisa keluar rumah,” tutupnya.
Editor : Bian Sofoi