get app
inews
Aa Text
Read Next : Tanah Terus Bergerak, Warga Sempuh Panik dan Berhamburan Keluar Rumah

Ancaman Tanah Bergerak di Pasuruan Masih Ada, Pakar Geologi Sarankan Relokasi

Minggu, 02 Februari 2025 | 20:03 WIB
header img
Prof. Indrasurya B. Mochtar meninjau lokasi tanah bergerak di Dusun Sempu, Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan. (Foto: Ninon Raka)

PASURUAN, iNewsPasuruan.id - Bencana tanah bergerak di Dusun Sempu, Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, semakin mengkhawatirkan. Struktur tanah yang labil serta intensitas hujan yang tinggi mempercepat pergerakan tanah di kawasan tersebut.  

Prof. Indrasurya B. Mochtar, ahli geologi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, menjelaskan bahwa fenomena ini disebabkan oleh kombinasi antara kemiringan lahan yang curam dan infiltrasi air hujan ke dalam tanah.  

"Retakan yang sudah ada semakin melebar dan dalam. Ketika air hujan masuk, tekanan di dalam tanah meningkat, memicu pergerakan tanah yang semakin besar," jelasnya setelah meninjau langsung lokasi pada Sabtu (1/2/2025).  

Menurutnya, retakan tanah di wilayah tersebut telah terbentuk selama puluhan tahun. Saat ini, kedalamannya bisa mencapai 10 meter dengan tekanan air hingga 10 ton per meter persegi, sehingga risiko longsor atau pergerakan tanah lebih lanjut sangat tinggi.  

Meskipun ada opsi untuk melakukan penanganan teknis, Prof. Indrasurya menilai upaya tersebut tidak akan memberikan jaminan keamanan dalam jangka panjang.  

"Perbaikan bisa dilakukan, tetapi biayanya sangat besar dan hasilnya tidak bisa dipastikan bertahan lama. Dalam lima hingga sepuluh tahun, tanah bisa kembali bergerak," ungkapnya.  

Oleh karena itu, ia menyarankan agar warga terdampak direlokasi ke tempat yang lebih aman.  

"Daripada terus bertahan di zona rawan dan menghadapi ancaman berulang, lebih baik pindah ke lokasi yang lebih stabil," katanya.  

Selain faktor keselamatan fisik, ia juga menyoroti dampak psikologis bagi warga yang terus-menerus tinggal di lingkungan yang tidak aman.  

"Tinggal di rumah yang sudah mengalami kerusakan akibat pergerakan tanah bisa memicu stres dan rasa was-was. Menghindari bahaya lebih baik daripada melawan alam," tegasnya.  

Sebelumnya, PJ Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, telah menugaskan Dinas PU Cipta Karya Provinsi Jatim untuk berkoordinasi dengan tim geologi ITS dalam melakukan kajian mendalam terhadap pergerakan tanah di Dusun Sempu.  

Hasil kajian ini nantinya akan menjadi dasar dalam menentukan kebijakan lebih lanjut, termasuk opsi relokasi warga ke lokasi yang lebih aman.  

Sementara itu, ratusan warga yang terdampak telah mengungsi di SDN 2 Cowek sejak Selasa (28/1/2025). Data terakhir mencatat 47 rumah terdampak, dengan 16 di antaranya mengalami kerusakan parah. Sebanyak 176 warga saat ini masih bertahan di pengungsian sambil menunggu keputusan pemerintah terkait langkah selanjutnya.

Editor : Bian Sofoi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut