Dirinya pun kembali mempertanyakan tindakan medis yang dilakukan oleh tim dokter dan perawat rumah sakit yang tidak segera melakukan operasi sesar, kendati istrinya sudah merasa kesakitan.
"Saya nanya lagi, kenapa kok nggak disesar, kenapa nggak dioperasi ya kita sudah berusaha semaksimal mungkin, rujukannya sesar. Sekitar pukul setengah 10 dijarno (dibiarkan) sudah nggak ada pilihan, sudah nggak ada pilihan," terangnya.
Selanjutnya, oleh seorang dokter Yopi diberi penjelasan bahwa bayinya harus diberikan tindakan medis pemisahan anggota tubuh bayi, agar janinnya bisa keluar.
"Dengan memotong kepala atau gimana, terus badannya nanti diambil dari sesar. Kenapa tadi nggak disesar, (jawabnya) kita sudah berusaha, kalau bisa normal ya normal dulu. Saya sudah lihat istri kesakitan, saya tanda tangan, akhirnya dioperasi pukul setengah 12 (malam) sudah selesai, saya lihat bayinya ya udah nggak ada," jelasnya.
Dari sanalah akhirnya pihak keluarga melalui adik sepupu istirnya mencuitkan unggahan di Twitter melalui akun @MinDesiyaa mengenai pelayanan yang buruk dari RSUD Jombang dan dugaan malpraktek. Cuitan yang diunggah pada Minggu sore (31/7/2022) kemarin akhirnya viral dan menjadi perhatian warganet.
"Pihak keluarga nggak terima akhirnya buatlah thread (di Twitter) seperti ini, supaya jangan sampai ada lagi kejadian kayak gini. Mereka-mereka kan dibayar sama pemerintah," tukasnya.iNewsPasuruan
Editor : Bian Sofoi
Artikel Terkait