Letnan Kolonel Korps Medis Dmitry Kim dari Rumah Sakit Klinik Militer Pusat Mandryk yang melakukan operasi bedah satu-satunya ini mengatakan bahwa pasien harus segera dioperasi. Sebab, jika ditunda lebih lama menyebabkan risiko pendarahan yang fatal.
“Peluru yang tidak meledak tersangkut di antara aorta dan vena cava inferior dekat jantung, yang dapat menyebabkan pendarahan fatal bahkan tanpa harus meledak. Untuk itu, dibuat keputusan untuk segera melakukan operasi,” jelasnya.
Setelah menjalani operasi, sersan junior Pasenko baru dikirim ke Moskow. Dia menjalani perawatan dan pemulihan di Rumah Sakit Klinik Militer Pusat Mandryk. "Dokter bedah memberanikan diri untuk melakukan operasi, saya menentangnya. Saya tidak ingin para dokter menderita karena amunisi bisa meledak. Dan sekarang Anda lihat bahwa saya duduk di depan Anda.,” kata Pasenko.
Pasenko menceritakan para ahli bedah mengenakan rompi pelindung tubuh saat melakukan operasi pengangkatan peluru. Dokter bedah Dmitry Kim berhasil mengangkat peluru yang belum meledak untuk menyelamatkan nyawa Pasenko.
“Saya berterima kasih kepada ahli bedah Dmitry Kim dan saya akan berterima kasih padanya selama sisa hidup saya. Dia adalah pria yang sangat berani,” tutur Pasenko. Seperti yang ditentukan Kementerian Pertahanan Rusia, unit Rusia, di mana sersan junior Nikolay Pasenko bertugas, disergap di zona operasi militer khusus di Ukraina.
Di bawah tembakan artileri berat musuh, sersan junior turun dari kendaraan tempur infanteri dan melepaskan tembakan balasan. Setelah mendengar ledakan, dia merasakan hantaman kuat di sisi tubuhnya dan rasa sakit. Setelah itu, dia dievakuasi dan dikirim ke pusat medis. Ternyata dadanya terluka akibat ditembus peluru, yang uniknya tidak meledak.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman : https://sains.sindonews.com/read/941499/768/mendebarkan-dokter-angkat-peluru-yang-belum-meledak-dari-dada-prajurit-rusia-1668442277?showpage=all
Editor : Bian Sofoi