Tahun ini, kata Rusdi, Pemerintah Kabupaten Pasuruan mengalokasikan dana Rp 800 juta untuk revitalisasi alun-alun tersebut. Namun, Rusdi meragukan apakah dana tersebut cukup untuk menyelesaikan keseluruhan proyek.
"Jika tidak, lebih baik kita buat desain engineering yang detail agar kita tahu seperti apa alun-alun yang kita inginkan di masa depan," jelasnya.
Selain itu, dalam penataan alun-alun pentingnya perencanaan yang terstruktur, termasuk dalam penataan pedagang kaki lima (PKL).
"Ketika mendesain alun-alun, pra PKL ini mau diapakan. Itu harus ada dalam perencanaan tersebut. Ketika ada relokasi, tempat baru harus lebih menguntungkan bagi mereka," tambahnya.
Tak hanya itu, keberadaan kendaraan besar yang melewati alun-alun, memerlukan jalur sendiri, agar lalu lintas dalam kota aman.
"Perencanaan pembangunan ibu kota harus menyeluruh. Kalau perlu dibangun jalan khusus kendaraan besar, seperti JLU (Jalan Lintas Utara) atau JLS (Jalan Lintas Selatan)," tuturnya.
Rusdi berharap perencanaan yang matang dan menyeluruh dapat membawa perubahan positif bagi Alun-Alun Bangil. Sehingga nantinya Alun-Alun Bangil layak menjadi Alun-Alun Ibu Kota Kabupaten Pasuruan dan menjadi pusat aktivitas yang nyaman dan aman bagi masyarakat.
Dengan perencanaan yang matang dan dukungan masyarakat, Rusdi Sutejo berkomitmen untuk membawa perubahan signifikan bagi Kabupaten Pasuruan. Program-program unggulannya diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan pesantren serta memperbaiki infrastruktur kota, menjadikan Alun-Alun Bangil sebagai pusat kegiatan yang representatif dan nyaman bagi warga Pasuruan.
Editor : Bian Sofoi