Sekadar diketahui, Rene baru berhasil diselamatkan keesokan harinya. Hilangnya Michael Clark Rockefeller kontan menghebohkan dunia. Terlebih di AS, hampir seluruh media mengulasnya. Upaya pencarian besar-besaran dilakukan, termasuk melibatkan pasukan terlatih US Army.
Misi menyelamatkan Clark itu juga mengerahkan helikopter, pesawat, kapal dan ribuan penduduk lokal. Hasilnya? Dia tak pernah ditemukan. Di mana Clark? Berbagai teori mengemuka.
Dia diduga kuat meninggal karena kelelahan berenang dari laut ke tepi pantai. Namun ada dugaan pula dia dimangsa binatang, entah hiu, buaya atau lainnya saat mencoba mencari pertolongan. Namun di luar itu, teori yang ramai menyeruak adalah dia diduga kuat tewas dibunuh penduduk setempat dan jasadnya dimakan.
Dengan kata lain, ahli waris raksasa industri minyak itu menjadi korban kanibalisme. Teori ini mengemuka lantaran Otsjanep, wilayah terdekat yang mungkin dapat dicapai Rockefeller ketika mencari pertolongan saat itu masih mempraktikkan kanibalisme.
Carl Hoffman yang menyelidiki hilangnya Clark mengumpulkan kepingan puzzle fakta. Salah satunya memeriksa halaman demi dan halaman laporan, kabel dan surat tentang kasus ini, yang dikirim oleh pemerintah Belanda,misionaris berbahasa Asmat di lapangan, dan otoritas Gereja Katolik, yang sebagian besar tidak pernah dipublikasikan.
"Orang-orang yang telah menjadi peserta kunci dalam penyelidikan itu tetap diam selama 50 tahun, tetapi mereka masih hidup dan akhirnya mau berbicara," ucapnya.
Dari hasil investigasi panjang di Papua itu, Hoffman mendengar beberapa cerita tentang orang-orang Otsjanep yang membunuh Rockefeller setelah dia berenang ke pantai. Apa pun, hingga saat ini tubuh pemuda cerdas itu tak pernah ditemukan. Berdasarkan hukum Amerika, dia dinyatakan meninggal dunia pada 1964.iNewsPasuruan
Editor : Bian Sofoi