IDLIB, iNewsPasuruan.id - Pertahanan Sipil Suriah menyerukan tambahan peralatan pencarian dan penyelamatan (SAR). Mereka menggambarkan situasi di Suriah barat laut yang dikuasai pemberontak sebagai tragis dan bau kematian. “Situasinya tragis dalam segala hal. Sayangnya, ratusan keluarga masih berada di bawah reruntuhan,” papar relawan Asim Al-Yahya, menurut tweet dari kelompok yang juga dikenal sebagai White Helmets (Helm Putih) itu.
“Saat upaya penyelamatan melewati batas 72 jam, ada kekurangan besar peralatan pencarian dan penyelamatan,” ujarnya. Dalam tweet terpisah, White Helmets mengatakan, "Kematian membayangi lingkungan Salqin. Bau kematian ada di mana-mana." Salqin adalah kota di sebelah barat kota Idlib.
Sementara itu, bagi banyak warga Suriah yang tinggal di Gaziantep, tenggara Turki, gempa bumi yang melanda Turki dan Suriah pada Senin telah membangkitkan kenangan traumatis tentang perang 12 tahun di tanah air mereka. Gaziantep berjarak sekitar 33 km timur dari pusat gempa pertama berkekuatan magnitudo 7,8 yang menghancurkan kota dan sekitarnya.
Banyak penyintas kehilangan rumah dan tinggal di tempat penampungan darurat di ruang terbuka. “Kami mengira tinggal di seberang perbatasan akan membawa kami ke tempat yang aman,” papar Ahmad al-Rifai, 21 tahun, berasal dari Aleppo.
Editor : Bian Sofoi