Kisah John Webster: Warga Inggris yang Mendapat Hidayah Allah SWT setelah Sempat Menjadi Komunis

Saya lahir di kota London, dan tumbuh sebagai orang Kristen Protestan. Pada tahun 1930, sewaktu saya masih berumur belasan tahun, saya menghadapi berbagai kesulitan hidup yang biasa dijumpai oleh setiap pemuda yang cerdas yang mempergunakan akal pikirannya, yaitu mengenai beberapa persoalan hidup sehari-hari yang pada dasarnya bertalian dengan tuntutan agama.
Di sinilah saya mulai menemukan kelemahan agama Kristen. Agama Kristen adalah satu kepercayaan campuran yang menganggap dunia sebagai dosa sambil berusaha menyesuaikan dirinya dengan kenyataan-kenyataan hidup dan menggantungkan harapan kepada kehidupan akhirat.
Sebagai hasilnya, ditetapkanlah melaksanakan keagamaan pada hari Minggu secara khusus yang dianggap tidak ada bandingannya dalam hari-hari lain dalam seminggu. Pada waktu Inggris menghadapi masalah-masalah kemiskinan dan ketidaktentraman masyarakat, Agama Kristen tidak berusaha sedikitpun untuk menyelesaikannya.
Karena itulah, maka dengan semangat seorang pemuda dan pengaruh emosi yang melebihi pengaruh ilmu pengetahuan, kepercayaan saya kepada gereja itu menjadi luntur, dan jadilah saya seorang komunis. Akan tetapi komunisme hanya memberi kepuasan terbatas dan tertentu kepada pemuda-pemuda emosional berumur belasan tahun.
Editor : Bian Sofoi