PASURUAN, iNewsPasuruan.id - Zakat fitrah merupakan salah satu ibadah wajib ditunaikan di bulan Ramadhan. Membayar zakat fitrah bagi seseorang berfungsi sebagai penyempurna ibadah puasa yang dijalankan selama bulan Ramadhan. Tetapi bagaimana bila si fulan meninggal dunia pada bulan suci Ramadhan, masih wajibkah zakat fitrah? Pengajar di Pondok Pesantren Annuriyah Kaliwining, Rambipuji, Jember, Ustadz M. Ali Zainal Abidin dilansir NU.or.id menjelaskan permasalahan ini.
Dalam salah satu hadits dijelaskan: شَهْرُ رَمَضَانَ مُعَلَّقٌ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ، وَلَا يَرْفَعُ إِلَى اللهِ إِلَّا بِزَكَاةِ الْفِطْرِ “(Puasa) di bulan Ramadhan digantungkan di antara langit dan bumi, tidak diangkat menuju Allah kecuali dengan zakat fitrah” (HR. Ad-Dailami).
Pada perkembangannya, terdapat beberapa pertanyaan seputar orang-orang yang wajib membayar zakat fitrah. Salah satunya tentang orang yang meninggal dunia di bulan Ramadhan. Apakah hukumnya wajib bagi keluarga untuk membayarkan zakat fitrah atas mayit tersebut? Kasus ini sangat sering terjadi.
Dalam menjawab pertanyaan tersebut, perlu dipahami terlebih dahulu bahwa para ulama Syafi’iyah memberi ketentuan bahwa seseorang wajib membayar zakat fitrah ketika ia menemui dua waktu wajibnya zakat fitrah:
(1) masa akhir bulan Ramadhan atau sebelum terbenamnya matahari di akhir Ramadhan, dan;
(2) awal bulan Syawal, yakni setelah terbenamnya matahari lepas akhir Ramadhan.
Dua waktu itu harus dijumpai. Bila salah satu saja dari dua waktu itu tidak sempat dijumpai, gugurlah kewajiban zakat fitrah bagi seseorang. Hal ini seperti yang dijelaskan dalam referensi berikut: الثاني: أن يدرك وقت وجوبها الذي هو آخر جزء من رمضان وأوّل جزء من شوال، فتخرج عمن مات بعد الغروب وعمن ولد قبله ولو بلحظة دون من مات قبله ودون من ولد بعده
Editor : Bian Sofoi